Yesterday afternoon my wife suddenly told me that there was a Gala Premiere event of an Indonesian drama movie which we were quite interested after seeing its trailer few times earlier. Despite the movie would only start at 9.15 PM, we were still excited and went ahead to the cinema before 7PM for registration purpose. Luckily the event was in Epicentrum XXI which was only 10 minutes drive from our home. Anyway, my wife has written a wonderful review of this movie, so I am going to share it below:
[MOVIE] Dua Garis Biru – penyesalan selalu datang terlambat
Beruntung gw semalam bisa ikut Gala Premiere Dua Garis Biru di XXI Epicentrum. Semua berawal dari harapan gw mo foto bareng sama Dwi Sasono, pemeran Ali Oncom, yang sangat gw kagumi. Gila, bentukan sekeren Dwi bisa menghidupkan karakter Ali Oncom dengan sempurna. Tiba2 aja Edi kontek gw nanya bisa ikutan GP-nya gak, kan bisa ketemu Dwi. MAUUUUK. Dan malam itu gw sudah duduk di sebuah coffee shop sambil liatin foto gw bareng Dwi Sasono. *halah gak penting2 amat Yen buat doi* LOL. Anyway, sutradara sekaligus penulis skenario-nya adalah Gina S. Noer. Oya kenapa judulnya Dua Garis Biru, bukan Dua Garis Merah atau Dua Garis Pink? Nonton ya tgl 11 Juli nanti, ntar juga tau. Yuk kita mulai filmnya.
Film dimulai dengan mengambil adegan di sekolah. Kita diperkenalkan dengan 2 pemeran utamanya, Dara (Adhisty Zara) dan Bima (Angga Yunanda), anak remaja usia 17 tahun yang lagi kasmaran. Tapi seperti kata orang tua dulu, kalo cowo dan cewe berdua2an, biasanya ada “setan” di antara mereka. Gw gak mo banyak spoiler, tapi kalo yang liat trailernya pasti tau apa yang terjadi sama mereka berdua. Dan dimulailah segala galau dan panik di antara mereka. Apa yang harus mereka lakukan? Nasi sudah jadi bubur. Di sini kita akan ngeliat apa yang terjadi kalo 2 bocah dihadapkan pada masalah yang besar banget. Ditonton ya pelemnya. Bagus.
Dua Garis Biru review by Yennymakanmulu
No comments:
Post a Comment